Harga minyak mentah naik pada hari Senin, terangkat oleh penurunan aktivitas pengeboran AS serta oleh ekspektasi bahwa Amerika Serikat dapat memperkenalkan kembali sanksi terhadap Iran.

US WTI crude futures berada di $ 65,21 per barel, naik 0.4 persen, dari penutupan sebelumnya. Minyak mentah Brent berjangka mengambil $ 69.71 per barel, naik 0.55 persen.

Para pelaku pasar, mengatakan bahwa pasar minyak terpengaruh tentang apakah pemerintah AS akan mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran. Selain itu mengatakan pasar juga didukung oleh laporan mingguan bahwa ada penurunan aktivitas pengeboran untuk produksi minyak di Amerika Serikat.

Pengeboran AS memotong tujuh rig minyak dalam pekan itu hingga 29 Maret, sehingga jumlah total turun menjadi 797, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes. Ini adalah pertama kalinya dalam tiga minggu bahwa penghitungan rig jatuh.

Baker Hughes menerbitkan laporan hitungan rig Amerika Utara pada hari Kamis, satu hari lebih awal dari biasanya, karena hari libur Jumat Agung pada 30 Maret.

Harga minyak umumnya didukung oleh pengendalian pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia, yang dimulai pada 2017 untuk mengendalikan kelebihan pasokan dan menaikkan harga.

Selain itu meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China kemungkinan akan membebani sentimen dan dapat membuat perdagangan volatil dalam beberapa hari mendatang, kata para pelaku pasar dan analis.

Volume perdagangan pada hari Senin cenderung masih rendah karena banyak negara, terutama di Eropa, akan tetap pada liburan Paskah.